Kita telah mendengar cerita yang terkenal tentang seorang
Bapak yang kaya yang menpunyai dua orang anak laki-laki (Lukas 15: 11-32). Anak
laki-laki yang lebih tua, taat kepada Bapaknya. Tetapi, dia masih tidak merasa
aman sama sekali. Maskipun dia menpunyai sagala hal, tapi dia selalu mengalu
dan tidak mamaafkan adik laki-lakinya. Di sisi lain, adik laki-lakinya adalah
anak yang boros. Dia ingin berduat sesuka hati dan menghabiskan uang Ayahnya
untok berfoyafoyanya sampain dia kehabiskan uang. Tetapi, adik laki-lakinya menyadari
kebudohannya lalu dia memutuskan kembali kepada Ayahnya. Samantara itu,
tindakan Ayahnya sangat mengajatkan bagi budaya Yahudi. Bakan anaknya tidak
mengakui segala hal buruk yang telah ia lakukan, Ayah itu menyanbutnya dengan
cinta dan pengempunan. Sekarang, akan lebih baik bagi kita melihat karakter
dari Ayah itu.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/L_ Spada_Regreso_del_hijo_pr%C3%B3digo_Museo_del_Louvre.jpg |
Pastinya,
dalam cerita ini Ayah itu sungguh boros. Ayah itu tahu bahwa anak mudahnya akan
menghabiskan uang itu, dan mengatahui dengan sagara ia akan dembali kepada
pengasuhnya. Ayah itu memberi setenga dari harta bendanya kepada anaknya tanpa
keraguan sedikitpun. Dan ketika anaknya memutuskan untok kembali kepada
ayahnya, ayah itu tahu bahwa dia telah kembali dan ayah itu sebenarnya sedang
menanti dan melihat di gerbang itu untok melihat kedatangan anaknya. Pastinya,
ketika ayah itu melihat anaknya memekai baju seorang budak, ayah itu tidak
menunggo anaknya tiba, ayah itu berlari menjumpai dan memaluk anaknya dengan
pengampunan dan penuh kasih saying. Denagn ini dia memerenta sebuah perayaan
besar untok kembalinya anaknya, “Dia yang hilang dan sekarang telah di temukan,
dia yang telah mati sekarang hidup kembali.”
Sekarang,
kita menyadari bahwa dalam cerita ini, Yesus juga memberikan kita gambaran dari
sefat Tuhan. Allah seperti Ayah ini. Allah adalah seorang ayah yang kaya yang
bisa memberikan kita apapun. Allah adalah seorang Bapa yang boros meskipun kita
akan menghabiskan pemberia-Nya, Dia selalu siap untok menyambut kita. Allah
adalah Bapa yang merendukan dan memaafkan, menuggu kita kembali. Dia adalah
Tuhan yang akan berhari sesegara ia akan melihat kita kembali kepedaNya. Ini
pasti dengan apa yang Yesus inginkan kita untok sadar bahwa kita menpunyai
Tuhan yang tidak akan mengadili kita karena lamah, tidak sempurna dan berdosa.
Tetapi, Allah penuh rasa kasih saying dan mencentai kita.
Akhirnya,
kita diundang untok mlihat Allah dalam gambar ini karena dia sungguh Allah yang
penuh belas kasih, murah hati, pengempunan dan cinta. Dan dalam cerita ini,
kita juga diundang ke dalam situasi diri kita di mana kita dapat memeriksa diri
kita dengan anak sulung yang menjadi gelesa ketika adiknya pulang meskipun
nyatanya ia mempunyai segalanya. Atau kita mesti juga memeriksa diri kita
dengan anak bungsu yang menyadari talentanya, kiteram pilanya dan diberi hadiya
seperti Allah telah memberikanNya kepada kita. Tapi, ada satu hal bahwa kita
harus meng-ingat, Allah yang selalu siap menyambut kita dan memeluk kita,
apakah kita siap disambut dan dipiluk Allah yang pengampun dan penuh cinta?
Amin.
* This piece was one of my assignments when I studied Bahasa Indonesia in Jogjakarta. This reflection was first written in English and then translated to Bahasa as one of the exercises. Thanks to Frater Ofan, CSsR for helping me in the translation.